PRODUK
DAN PORTOFOLIO
Disusun sebagai salah
satu tugas mata kuliah Evaluasi Pembelajaran.
Dosen Pembimbing: Laurensia Aptik Evanjeli,
S.Psi., M.A.
Disusun
Oleh:
Yohana
Rina Kurniasari 131134015
Utami
Saraswati 131134020
Yohanes
Sigit Tri Wahyudi 131134036
Adelia Surya Puti 131134084
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN
ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Para
pakar pendidikan dan psikologi di Indonesia banyak memberikan pandangan dan
analisisnya terhadap mutu pendidikan, tetapi hingga saat ini tak pernah tuntas,
bahkan muncul masalah-masalah pendidikan yang baru. Masalah mutu pendidikan
yang banyak dibicarakan adalah rendahnya hasil belajar peserta didik. Padahal
kita tahu, bahwa hasil belajar banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara
lain sikap dalam belajar, fasilitas belajar, motivasi, minat, bakat, pergaulan,
lingkungan, dan profesionalitas guru dalam melakukan penilaian hasi belajar.
Dewasa
ini, kebanyakan guru melakukan penilaian dengan lebih menekankan pada hasil
belajar, sedangkan proses belajar kurang diperhatikan. Guru-guru terbiasa
dengan penilaian rutin yang praktis dan ekonomis tanpa penyajian proses
pembelajaran yang lengkap dan sistematis. Hal tersebut mengakibatkan
perkembangan belajar siswa kurang dapat diamati dengan jelas. Selain itu, guru
menjadi kurang mampu memberikan umpan balik berupa penciptaan pembelajaran yang
efektif sesuai dengan kebutuhan siswanya.
Berdasarkan
permasalahan di atas dan mengingat cara penilainanyang dilakukan oleh guru selama
ini terdapat banyak kelemahan, maka makalah ini akan membahas dan
memperkenalkan sebuah konsep penilaian yang baru yaitu penilaian portofolio.
Penilaian ini dilakukan secara sistematis dan logis untuk mengungkapkan dan
menilai peserta didik secara komprehensif, objektif, akurat, dan sesuai dengan
bukti-bukti autentik yang dimiliki peserta didik.
B. Rumusan Masalah
1.
Apakah pengertian dan
karakteristik penilaian portofolio?
2.
Bagaimanakah kelebihan
dan kekurangan penilaian portofolio?
3.
Bagaimanakah prinsip
penilaian portofolio?
4.
Bagaimanakah contoh
format penilaian produk di dalam portofolio?
5.
Bagaimanakah cara
penilaian portofolio?
6.
Bagaimanakah cara pemberian
skor dalam penilaian portofolio?
C. Tujuan
1.
Mengetahui pengertian dan
karakteristik penilaian portofolio.
2.
Mengetahui kelebihan
dan kelemahan penilaian portofolio.
3.
Mengetahui prinsip
penilaian portofolio.
4.
Mengetahui contoh
format penilaian produk di dalam portofolio.
5.
Mengetahui cara
penilaian portofolio.
6.
Mengetahui cara
pemberian skor dalam penilaian portofolio.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan
Karakteristik Penilaian Portofolio
Secara
etimologis, portofolio berasal dari dua kata yaitu port (singkatan dari report)
yang berarti laporan dan folio yang
berarti penuh atau lengkap. Secara terminologi, portofolio adalah kumpulan
karya yang disusun secara lengkap dan sistematis.Penilaian portofolio termasuk
dalam penilaian kinerja. Portofolio merupakan penilaian yang memasukkan
berbagai contoh produk yang dibuat siswa atau berdasarkan kinerja siswa.
Portofolio dapat meliputi proyek atau produk sebagai hasil karya siswa yang
memberikan gambaran hasil dan perkembangan belajar selama periode waktu
tertentu (jangka panjang).
Dalam
dunia pendidikan, portofolio dapat digunakan guru untuk melihat perkembangan
peserta didik dari waktu ke waktu berdasarkan kumpulan hasil karya sebagai
bukti kegiatan pembelajaran yang menunjukkan penguasaan kompetensi, pemahaman,
dan pencapaian hasil belajar pada mata pelajaran tertentu. Portofolio dipandang
sebagai proses sosial yaitu sebagai collection
of learning experienced yang terdapat di dalam pikiran peserta didik, baik
berupa pengetahuan (cognitive),
keterampilan (psychomotoric), maupun
sikap (affective).Portofolio dapat
dikemas secara manual maupun elektronik di dalam CD, USB drives, DVD dan lain-lain.
Selain
dapat digunakan untuk memantau perkembangan peserta didik, penilaian portofolio
juga sangat bermanfaat bagi guru untuk menilai kebutuhan (need), minat (interst),
kemampuan akademik (abilities), dan
karakteristik peserta didik secara perorangan serta menyediakan umpan balik
atau langkah-langkah perbaikan pembelajaran yang dapat guru berikan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun contoh portofolio dalam jenjang
pendidikan sekolah daasar adalah lagu, puisi, contoh tulisan tangan, rekaman
suara, surat, dongeng, dan PR.
Berikut
ini adalah contoh isi portofolio dan kriteria penilaianya.
No.
|
Kriteria
|
Skor
|
1
|
Karya
siswa yang terkait dengan proses pembelajaran yaitu proyek atau hasil akhir
(produk) pembelajaran.
|
|
2
|
Kumpulan
hasil ulangan harian dan tugas (individual atau kelompok).
|
|
3
|
Refleksi
diri pada setiap proyek, produk pembelajaran, hasil ulangan harian, dan
tugas.
|
|
4
|
Lembar
penilaian diri.
|
|
5
|
Lembar
penilaian antarsiswa (sejawat/ sebaya).
|
|
6
|
Lembar
penilaian guru (rubrik atau daftar cek).
|
|
Penilaian
yang diberikan mencakup penilaian pada aspek pengetahuan (ulangan harian),
aspek sikap (refleksi, penilaian diri, penilaian antarsiswa, dan penilaian
guru), dan aspek keterampilan (proyek atau produk pembelajaran dan tugas). Menurut Barton dan Collins dalam S.Supranata
dan M.Hatta (2004) terdapat beberapa karakteristik esensial penilaian
portofolio, yaitu multisumber, autentik, dinamis, eksplisit, integrasi,
kepemilikan, dan beragam tujuan.
a.
Multisumber
Pelaksanaan
portofolio harus dilakukan dari berbagai sumber, seperti peserta didik, guru,
orang tua, masyarakat, dan hasil karya seperti gambar, lukisan, jurnal, baik
secara tertulis maupun tindakan.
b.
Autentik
Autentik artinya hasil karya siswa harus
berhubungan dengan program pembelajaran, kegiatan, standar kompetensi,
kompetensi dasar dan indikator yang hendak dicapai.Misalnya jika guru ingin
mengetahui kemampuan peserta didik tentang keterampilan bermain alat musik,
maka guru harus menilai secara langsung setiap peserta didik dalam menggunakan
alat musik, bukan dengan memberi tes tertulis tentang pengetahuan alat musik
c.
Dinamis
Penilaian
portofolio menuntut adanya pertumbuhan dan perkembangan dari setiap peserta
didik.
d.
Eksplisit
Penilaian portofolio harus jelas,
baik jenis, teknik, prosedur maupun kompetensi yang akan diukur.
e.
Integrasi
Penilaian
portofolio tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari sehingga peserta didik
tidak jauh dari pengalaman yang mereka alami.
f.
Kepemilikan
Hal yang sangat penting dalam
penilaian portofolio adalah adanya rasa memiliki bagi setiap peserta didik
terhadap semua evidence yang dikumpulkan guru, sehingga peserta didik dapat
menjaga dengan baik semua evidence.
g.
Beragam tujuan
Pelaksanaan penilaian
portofolio bukan hanya mengacu pada kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta
didik, tetapi juga tujuan-tujuan lain yang bermanfaat bagi program
pembelajaran, seperti keefektifan program, perkembangan peserta didik, dan
dapat dijadikan alat komunikasi peserta didik ke berbagai pihak yang
berkepentingan.
Tujuan
portofolio adalah menghargai perkembangan peserta didik, mendokumentasikan
proses pembelajaran, memberi perhatian pada prestasi kerja, merefleksikan
kesanggupan mengambil resiko dan melakukan eksperimen, meningkatkan efektivitas
proses pembelajaran, bertukar informasi antara orang tua peserta didik dengan
guru, mempercepat pertumbuhan konsep diri positif peserta didik, meningkatkan
kemampuan refleksi diri, dan membantu peserta didik merumuskan tujuan.Selanjutnya,
Direktorat PLP.Ditjen Dikdasmen-Depdiknas mengemukakan bahwa penilaian
portofolio dapat digunakan untuk memperlihatkan perkembangan pemikiran atau
pemahaman siswa pada periode waktu tertentu, menunjukkan suatu pemahaman dari
beberapa konsep, topik, dan isu yang diberikan, mendemonstrasikan perbedaan
bakat, mendemonstrasikan kemampuan untuk memproduksi atau mengkreasi suatu
pekerjaan baru secara orisinil, mendokumentasikan kegiatan selama periode waktu
tertentu, mendemonstrasikan kemampuan menampilkan suatu karya seni,
mendemonstrasikan kemampuan mengintegrasikan teori dan praktek, dan
merefleksikan nilai-nilai individual atau pandangan dunia secara lebih luas.
Apabila dilihat
dari jumlah peserta didik, penilaian portofolio dapat dibagi menjadi dua jenis,
yaitu:
1.
Portofolio Tunggal atau
Perseorangan
Jenis
portofolio ini menunjukkan tahapan pembelajaran dan menyajikan catatan
perkembangan peserta didik dari waktu ke waktu yang hanya menyajikan satu jenis
saja, seperti portofolio synopsis buku, portofolio puisi, dan lain-lain.Portofolio
tersebut membantu peserta didik mengidentifikasi tujuan pembelajaran,
perkembangan hasil belajar, dan pencapaian hasil belajar.
2.
Portofolio Produk atau Karya
Terbaik
Menekankan pada
penugasan dari tugas yang dituntut dalam standar kompetensi, kompetensi dasar,
dan indikator hasil belajar, serta hanya menunjukkan hasil karya yang paling
baik.Tujuan portofolio tersebu untuk mendokumentasikan dan merefleksikan
kualitas prestasi yang telah dicapai.
B.
Kelebihan dan Kekurangan Portofolio
Portofolio
merupakan produk hasil kerja nyata siswa berdasarkan materi/ bahan pembelajaran
atau kompetensi yang dituntut. Dalam hal ini, guru memberikan lebih dari satu
penilaian di mana seluruh keterampilan atau kompetensi siswa sudah terwakili
dalam bentuk portofolio (Belgrad et al, 2008).
Kelebihan:
ü
Portofolio
memvisualisasikan kemampuan dan kinerja siswa dibandingkan tes atau penilaian
tertulis. Penilaian portofolio akan mengkondisikan siswa untuk menyelesaikan
dan menyerahkan hasil karyanya yang sudah terpantau secara berkelanjutan sejak
awal proses hingga hasil akhir. Karena memonitor portofolio secara
berkelanjutan, guru juga memiliki peluang mengadakan penilaian portofolio
bersifat informasi yang diagnosis. Maksudnya, kesulitan siswa menjadi terpantau
sehingga guru pun bias memberikan umpan balik untuk memperbaiki kinerja siswa.
ü
Penilaian
portofolio memberikan perspektif tentang penilaian belajar siswa yang
berkesinambungan. Portofolio siswa dilengkapi lembar penilaian diri. Itu
berarti penilaian portofolio melatih siswa menjadi pribadi yang reflektif.
Maksudnya siswa dapat mengevaluasi kelebihan dan kekurangan karyanya sendiri.
Evaluasi diri merupakan keterampilan kritis yang membentuk kemampuan belajar
secara mandiri (Belgrad et al, 2008; Miller et al, 2009; Russel and
Airasian,2011)
ü
Berdasarkan
portofolio, guru dapat berkomunikasi dengan siswa dan orang tua tentang
perkembangan belajar siswa. Guru dapat menyelenggarakan pertemuan bersama siswa
dan orang tua yang membahas dan mendiskusikan perkembangan belajar siswa.
ü
Guru
dapat memanfaatkan portofolio tidak hanya untuk penilaian sumatif melainkan
juga penilaian formatif. Hal ini disebabkan penilaian portofolio
menitikberatkan pada proses kemajuan siswa membuat karya dalam jangka panjang,
di mana siswa harus menyertakan contoh-contoh konkret sebagai bukti hasil
belajarnya (Oosterhof, 2003)
ü
Di
dalam penilaian portofolio, siswa membuat uraian tertulis tentang karyanya yang
melengkapi portofolio sehingga siswa juga menguasai keterampilan menulis.
Penilaian
portofolio bisa bersifat objektif apabila guru dapat membuat standarisasi isi
portofolio siswa dan rubrik penilaiannya. Oleh karena itu guru harus mengetahui
bagaimana pelaksanaan penilaian portofolio yang benar sebagai salah satu teknik
penilaian pembelajaran siswa di sekolah.
Kekurangan:
Ø
Penilaiaan
portofolio sering kali cukup menyita waktu baik bagi guru dan siswa. Waktu guru
tersita selama penilaian dan memberikan umpan balik terhadap karya siswa. Siswa
pun membutuhkan waktu yang relatif lama untuk mengerjakan portofolio, mulai
dari persiapan hingga menyelesaikannya.
Ø
Siswa
juga membutuhkan bimbingan dan petunjuk teknis menyusun portofolio (bimbingan
untuk menyusun portofolio juga membutuhkan waktu).
Ø
Sebagai
sumber penilaian sumatif, penilaian portofolio mempunyai tingkat reliabilitas
yang rendah (Miller et al, 2009). Tingkat reliabilitas yang rendah ini
disebabkan guru sering kali sulit menyusun rubrik penilaiannya. Dalam melakukan
standarisasi rubrik penilaian, guru dapat mengalami kesulitan karena beragam
jenis materi dan banyaknya materi yang mesti dikerjakan siswa untuk dimasukkan
ke dalam portofolio.
Ø
Penilaian
portofolio bersifat subjektif, karena guru mengetahui perkembangan siswa dari
awal hingga akhir, dan juga memperoleh informasi dari evaluasi diri siswa. Ada
kecenderungan, guru memberikan nilai yang tinggi kepada siswa yang membuat
evaluasi diri dengan baik.
Ø
Guru
merasa kesulitan meyakinkan diri bahwa portofolio siswa dapat menjelaskan
kemampuan dan karakteristik siswa.
Ø
Penggunaan
portofolio menjadi beban tambahan yang memberatkan siswa yang mempunyai
keterbatasan kemampuan dan keterampilan menulis.
C.
Prinsip-prinsip Penilaian Portofolio
Proses penilaian portofolio menuntut terjadinya interaksi
multiarah, yaitu dari guru ke peserta didik, dari peserta didik ke guru, dan
antarpeserta didik. Prinsip-prinsip penilaian portofolio menurut Direktorat PLP
Ditjen Dikdasmen Depdiknas meliputi mutual
trust, confidentiality, joinownership, satisfaction, dan relevance.
- MutualTrust (saling mempercayai), artinya jangan ada saling mencurigai amtara guru dengan peserta didik maupun antarpeserta didik. Untuk membangun suasana penilaian yang kondusif, dibutuhkan rasa saling percaya, saling membantu, terbuka, jujur, dan adil.
- Confidentiality (keberhasilan bersama), artinya guru harus menjaga semua hasil pekerjaan peserta didik dan dokumen yang ada tidak boleh diberikan atau diperlihatkan kepada siapapun sebelum diadakan pameran agar peserta didik yang mempunyai kelemahan tidak merasa dipermalukan dan untuk memotivasi peserta didik untuk memperbaiki hasil pekerjaan peserta didik.
- Joint Ownership (milik bersama), artinya semua hasil pekerjaan peserta didik dan dokumen ada harus menjadi milik bersama antara guru dan peserta didik karena itu harus dijaga bersama, baik penempatannya maupun penyimpanannya. Guru harus memberi kemudahan kepada peserta didik untuk melihat, menyimpan, san mengambil kembali portofolio mereka.
- Satisfaction (kepuasan), artinya semua dokumen dalam rangka pencapaian standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator harus dapat memuaskan semua pihak, baik guru, orang tua, maupun peserta didik, karena dokumen tersebut merupakan bukti karya terbaik peserta didik sebagai hasil pembinaan guru.
- Relevance (kesesuaian), artinya dokumen yang ada harus sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang diharapkan.
Penilaian portofolio hanya dapat dilakukan jika
pembelajarannya pun menggunakan pendekekatan portofolio. Artinya, jika dalam
pembelajaran guru hanya menuntut peserta didik untuk menghafal pengetahuan atau
fakta yang rendah, maka penilaian portofolio akan tidak bermakna. Penilaian
portofolio akan efektif apabila pembelajarannya menuntut peserta didik untuk
menunjukkan kemampuan yang nyata dan menggambarkan pengembangan aspek
pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai pada taraf yang tinggi.
Prinsip penilaian portofolio yang lain adalah memberikan
kesempatan bagi peserta didik untuk melakukan refleksi bersama-sama. Peserta
didik dapat merefleksikan tentang proses berpikir mereka sendiri, kemampuan
pemahaman mereka sendiri, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan. Tidak
hanya itu, penilaian portofolio harus diarahkan untuk menilai proses belajar
peserta didik, seperti catatan perilaku harian, sikap dan motivasi belajar,
antusias tidaknya dalam mengikuti pembelajaran. Bukan hanya proses belajar,
akan tetapi juga meliputi hasil akhir dari suatu tugas yang diberikan guru.
D.
ContohRubrik Penilaian Produk
Dalam penilaian portofolio
hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip dokumentasi portofolio antara lain
kelengkapan dan ketepatan data, ketepatan waktu, tingkat keterbacaan, praktis,
sistematis, dan relevan.Berikut contoh format penilaian produk berdasarkan
indikator.
Indikator
|
4.1.1
Menceritakan kegiatan siang hari yang biasa dilakukan
4.1.2
Memperagakan kegiatan di siang hari dengan melibatkan anggota
tubuh
dan pancaindera
4.1.3
Memasangkan gambar dengan kata kegiatan di siang hari
4.1.4
Melengkapi huruf yang hilang pada teka-teki silang mengenai kegiatan
sehari-hari
|
Teknik Penilaian
|
Tes
lisan dan tertulis
|
Instrumen
|
Tugas
·
Ceritakanlah kegiatan
di siang hari yang biasa kamu lakukan!
·
Peragakanlah kegiatan
yang kamu lakukan di siang hari menggunakan anggota tubuh dan pancaindera!
|
Tugas 1: Menceritakan
Kegiatan Siang Hari
Rubrik Penilaian dan Pedoman Penskoran
Ketentuan
|
4
Baik sekali
(A)
|
3
Baik
(B)
|
2
Cukup
(C)
|
1
Perlu bimbingan
(D)
|
Bahasa yang digunakan
|
Siswa
mampu menceritakan kegiatan siang hari menggunakan bahasa Indonesia yang baik
dan benar dengan intonasi dan artikulasi yang jelas dan benar.
|
Siswa
mampu menceritakan kegiatan siang hari menggunakan bahasa Indonesia yang baik
dan benar dengan intonasi yang jelas dan benar serta artikulasi yang jelas
dan tidak benar.
|
Siswa
menceritakan kegiatan siang hari menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar dengan intonasi yang tidak jelas dan tidak benar serta artikulasi yang
tidak jelas dan tidak benar.
|
Siswa
menceritakan kegiatan siang hari menggunakan bahasa Indonesia yang tidak baik
dan tidak benar dengan intonasi tidak jelas dan tidak benar serta artikulasi
yang tidak jelas dan tidak benar
|
Tugas 2: Memperagakan
Kegiatan Siang Hari
Rubrik Penilaian dan Pedoman Penskoran
Ketentuan
|
4
Baik sekali
(A)
|
3
Baik
(B)
|
2
Cukup
(C)
|
1
Perlu bimbingan
(D)
|
Kreativitas
Gerak tubuh
|
Siswa
mampu memperagakan kegiatan siang hari dengan peristiwa yang sangat menarik.
Siswa
mampu memperagakan kegiatan siang hari dengan melibatkan kelima pancaindera.
|
Siswa
mampu menceritakan kegiatan sehari-hari dengan peristiwa yang menarik.
Siswa
mampu memperagakan kegiatan siang hari dengan melibatkan empat dari
pancaindera.
|
Siswa
menceritakan kegiatan sehari-hari dengan peristiwa yang kurang menarik.
Siswa
memperagakan kegiatan siang hari dengan melibatkan tiga dari pancaindera.
|
Siswa
menceritakan kegiatan sehari-hari dengan peristiwa yang kurang menarik.
Siswa
memperagakan kegiatan siang hari dengan melibatkan dua dari pancaindera.
|
E.
Pedoman Penyusunan Portofolio
Pada
prinsipnya, setiap tindakan belajar peserta didik harus diberikan
penghargaan.Tujuannya adalah untuk memberikan penguatan dan semangat
belajar.Penghargaan tersebut dapat berbentuk tulisan atau lisan.Semua
penghargaan tersebut dapat dijadikan bahan penilaian portofolio. Bahan penilaian
portofolio bisa juga diambil dari hasil pekerjaan peserta didik, seperti Lembar
Kerja Siswa, hasil rangkuman, gambar, kliping, hasil kerja kelompok, hasil tes,
buku catatan dan hal-hal yang meyangkut hasil karya peserta didik.
Di
samping itu, bahan penilaian portofolio dapat dikelompokkan menjadi beberapa
bagian, yaitu:
1. Penghargaan yang diperoleh peserta
didik, baik tertulis maupun lisan, seperti sertifikat hasil lomba atau cacatan
guru tentang penghargaan lisan yang pernah diberikan kepada peserta didik dalam
kurun waktu tertentu.
2. Hasil pekerjaan peserta didik, seperti
Lembar Kerja Siswa (LKS), klipping, gambar, hasil ulangan, hasil kerja
kelompok, dan hasil rangkuman.
3. Catatan/ laporan dari orang tua peserta
didik atau teman sekelas.
4. Catatan pribadi peserta didik, seperti
bukti kehadiran, hasil presentasi dari tugas-tugas yang selesai dikerjakan,
catatan-catatan kejadian khusus (anecdotal
records), dan daftar kehadiran.
5. Bahan-bahan lain yang relevan, yaitu (a)
bahan yang dapat memberikan informasi tentang perkembangan yang dialami peserta
didik, dan (b) bahan yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan tentang kurikulum dan pembelajaran.
6. Alat-alat audio-visual, video atau
disket.
Isi portofolio dapat disimpan di dalam
alat penyimpanan file elektronik.
Setelah semua bahan penilaian portofolio
dikumpulkan, kemudian disusun dan disimpan dalam sebuah dokumen. Dalam rangka
penataan sebuah dokumen, guru hendaknya memperhatikan hal-hal sebagi berikut:
Pertama, setiap dokumen harus dibuat
identitas peserta didik, seperti nama, nomor induk, kelas, dan nama sekolah.
Kedua,
untuk mempermudah pengecekan isi dokumen, maka setiap dokumen harus dibuat
daftar isi dokumen.
Ketiga, isi
dokumen harus dimasukkan ke dalam satu map atau folder dan disusun secara
sistematis sesuai dengan kompetensi yang telah ditetapkan.
Keempat, isi
dokumen hendaknya dikelompokkan sesuai dengan mata pelajaran dan setiap mata
pelajaran diberikan warna yang berbeda.
Kelima, setiap
isi dokumen harus ada cacatan atau komentar dari guru dan orang tua.
Keenam, isi
dokumen hendaknya tidak ditentukan sepihak oleh guru, tetapi harus melibatkan
peserta didik melalui proses diskusi. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik
tidak hanya dijadikan sebagai objek penilaian tetapi juga subjek penilaian.
F.
Pemberian Skor atau Penilaian Portofolio
Menurut
Anthoni J. Nitko (1996), ada enam tahap untuk menggunakan sebuah system
portofolio (six steps for crafting a
portfolio system), yaitu “mengidentifikasi tujuan dan fokus portofolio,
mengidentifikasi isi materi umum yang akan dinilai, mengidentifikasi
pengorganisasian portofolio, menggunakan portofolio dalam praktik, evaluasi
pelaksanaan portopolio, dan evaluasi portopolio secara umum”.
Tahap-tahap
penilaian portofolio yang disarankan adalah sebagai berikut.
1. Menentukan tujuan dan fokus portofolio.
Hal ini dapat dilakukan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
a. Mengapa portofolio itu akan dilakukan?
b. Tujuan pembelajaran dan tujuan kurikulum (dalam hal ini kompetensi
dasar) apa yang yang akan dicapai?
c. Alat penilaian yang bagaimana yang tepat
untuk menilai tujuan tersebut?
d. Apakah portofolio akan difokuskan pada
hasil pekerjaan yang baik, pertumbuhan dan kemajuan belajar, atau keduanya?
e. Apakah portofolio itu akan digunakan
untuk formatif, sumatif, diagnostik atau
semuanya?
f. Siapa yang akan dilibatkan dalam
menentukan tujuan , fokus, dan pengaturan (organization)
portofolio?
2. Menentukan isi portofolio
Isi potofolio harus menunjukkan kemampuan peserta
didik sesuai dengan kompetensi yang diharapkan.Semua kegiatan pembelajaran,
baik di kelas maupun di luar kelas harus selalu diamati dan dinilai. Karya apa
saja yang terdapat dalam portofolio merupakan kesepakatan bersama antara guru
dan para siswa.
3. Mengembangkan kriteria penilaian
Kriteria penilaian harus dirumuskan dengan jelas,
baik yang berhubungan dengan proses pembelajaran maupun hasil belajar yang
diharapkan. Kriteria penilaian sangat bergantung pada kompetensi, cara menilai
dan hasil karyayang dinilai (bobot).
4. Menyimpan di tempat yang tepat
Portofolio disimpan di dalam map, album, atau media
penyimpanan lain.
5. Menyusun format penilaian
Sebagaimana isi dan kriteria penilaian, maka format
penilaian pun harus mengacu pada tujuan.
Berikut ini contoh
format penilaian produk.
No
|
Aspek-aspek Penilaian
|
Indikator
|
Skor
|
Keterangan
|
01
|
Persiapan
|
I
|
|
|
II
|
|
|
||
III
|
|
|
||
02
|
Pembuatan
|
Umum
|
|
|
Modifikasi
|
|
|
||
Khusus
|
|
|
||
03
|
Komponen
Penilaian
|
Disain
|
|
|
Bahan
|
|
|
||
Kreativitas
|
|
|
||
Orisinalitas
|
|
|
||
|
Jumlah
Skor
|
|
|
|
|
Nilai
|
|
|
|
|
Bandung,
Guru,
……………………………………
|
Kriteria Penilaian:
Jumlah Skor: 91-100 = Sangat Memuaskan
81-90 = Memuaskan
71-80 = Baik
61-70 = Cukup
<
60 = Kurang
Berikut ini salah satu contoh format portofolio
Kompetensi Dasar
Mendengarkan dan melakukan
sesuatu
|
Nama peserta didik:
Anies
Tanggal : 14 Februari
2015
|
||||
Indikator
|
PENILAIAN
|
||||
|
jelek
sekali
|
Jelek
|
sedang
|
baik
|
baik
sekali
|
Dicapai melalui:
|
Komentar Guru:
Anies sudah cukup
baik melakukan sesuatu dengan benar sesuai dengan perintah, permintaan,
petunjuk guru.
|
||||
|
|||||
|
|||||
|
|||||
|
|||||
Komentar Orang Tua:
|
6.
Hasil akhir dari kerja
siswa dapat dinikmati siswa atau orang lain
Portofolio menunjukkan perkembangan belajar siswa.
Artinya, siswa atau orang lain dapat melihat ide/ gagasan awal, berkembang ke
proses pembuktian dan pengerjaan, kemudian hasil akhirnya. Berbagai
draf yang tidak sempurna atau gagal harus diikutsertakan untuk menunjukkan
perkembangan belajar siswa.
7.
Memberikan kesempatan
untuk memperbaiki
Siswa
yang belum mendapat nilai sesuai kriteria ketuntasan berhak memperbaiki
portofolionya. Akan tetapi, perbaikan tersebut berdasarkan kesepakatan mengenai
waktu perbaikan dan jenis perbaikan yang dapat dilakukan siswa untuk
memperbaiki perkembangan belajarnya.
Penilaian
portofolio siswa tergantung pada proses dan hasil karya (produk) yang
dimasukkan dalam portofolio. Penilaian tersebut perlu dilakukan dengan tujuan
untuk mendiagnosis kesulitan belajar siswa, melihat perkembangan belajar siswa,
menilai keberhasilan rancangan pembelajaran yang disusun guru, mendorong siswa
merefleksikan diri, atau memberikan nilai akhir kepada siswa. Penilaian isi
portofolio dan setiap kriteria menggunakan skala 0-10 atau 0-100.
BAB III
KESIMPULAN
1.
Portofolio merupakan laporan
penilaian produk atau kinerja siswa. Portofolio dapat meliputi proyek atau
produk yang memberikan gambaran hasil dan perkembangan belajar selama periode
waktu tertentu (jangka panjang). Karakteristik penilaian portofolio yaitu
multisumber, autentik, dinamis, eksplisit, integrasi, kepemilikan, dan beragam
tujuan.
2.
Kelebihan model
penilaian portofolio antara lain portofolio memberikan perspektif tentang
penilaian belajar siswa yang berkesinambungan dan guru dapat berkomunikasi
dengan siswa dan orang tua tentang perkembangan belajar siswa. Kekurangan model
penilaian portofolio antara lain menyita waktu yang banyak, bersifat subjektif,
dan memiliki reliabilitas yang rendah.
3.
Prinsip-prinsip penilaian portofolio menurut Direktorat PLP Ditjen
Dikdasmen Depdiknas meliputi mutual trust, confidentiality,
joinownership, satisfaction, dan relevance.
4.
Bahan
penilaian portofolio dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian, yaitu penghargaan
yang diperoleh, hasil pekerjaan peserta didik, catatan/ laporan dari orang tua
peserta didik atau teman sekelas, catatan pribadi, bahan-bahan lain yang
relevan, dan alat-alat audio-visual, video atau disket.
5.
Penilaian portofolio
siswa tergantung pada proses dan hasil karya yang dimasukkan dalam portofolio.
Penilaian isi portofolio dan kriteria menggunakan skala 0-10 atau 0-100 dengan
memperhatikan prosedur penyusunan portofolio.
8.
Tahap-tahap
penilaian portofolio yaitu menentukan tujuan dan fokus portofolio, menentukan
isi portofolio, mengembangkan kriteria penilaian, menyimpan di tempat yang
tepat, hasil akhir dari kerja siswa dapat
dinikmati siswa atau orang lain,
menyusun format penilaian, dan memberikan
kesempatan untuk memperbaiki.
SOAL KUIS
B/S Penilaian portofolio melibatkan penilaian tiga
ranah psikologis manusia dalam
pembelajaran.
B/S Penilaian belajar siswa yang tidak
berkesinambungan dalam penilaian portofolio memberikan perspektif.
B/S Penilaian portofolio tidak jauh dari
pengalaman yang dialami oleh para siswa.
B/S
Penilaian isi dan kriteria portofolio menggunakan skala 0-10 atau 0-100.
B/S Tidak dibutuhkan transparansi
(keterbukaan) antara guru dan siswa dalam penilaian portofolio.
DAFTAR
REFERENSI
Arifin,
Zainal. (2009). Evaluasi Pembelajaran.
Bandung:PT Remaja Rosdakarya.
Daryanto, H.
2007. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Penerbit
Rineka Cipta
Edrayanto,
Herman Yosep Sunu dan Yustiana Wahyu Harumurti. 2014. Aplikasi
Rubrik untuk Penilaian Belajar Siswa. Yogyakarta: PT Kanisius
Edrayanto,
Herman Yosep Sunu dan Yustiana Wahyu Harumurti. 2014. Penilaian
Belajar Siswa di Sekolah.Yogyakarta: PT Kanisius
Muchlis,
Masnur. (2011). Penilaian berbasis kelas
dan kompetensi. Bandung
PT
Rafika Aditama
Sukardi.(2014).
Evaluasi program pendidikan dan
kepelantikan. Jakarta:
Bumi
Aksara.
Surapranata,
Sumarna dan Muhammad Hatta. 2004. Penilaian
Portofolio. Bandung:
PT
Remaja Rosdakarya.
Widoyoko,
Eko Putro. (2009). Evaluasi program
pembelajaran. Yogyakarta:Pustaka
Pelajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar