Kamis, 28 Mei 2015

Makalah Evaluasi Pembelajaran "Non Tes Wawancara"



MAKALAH EVALUASI PEMBELAJARAN

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Evaluasi Pembelajaran
Dosen Pengampu : Laurensia AE,M.A.





Disusun Oleh :

Adiktia Kurniawati                             (131134077)
Fransisca Any Tri Astuti                     (131134095)
Margareta Aprilia Husadani                (131134137)
Nurhayati                                            (131134164)


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar sebagai bagian dari peningkatan kualitas pendidikan dapat dilakukan melalui sistem penilaian. Terdapat beberapa  penilaian proses dan hasil belajar siswa di sekolah yang dapat dipelajari oleh guru, yaitu dapat melalui penilaian tes ataupun penilain non tes. Penggunaan non tes untuk menilai hasil dan proses belajar masih sangat terbatas jika dibandingkan dengan penggunaan tes dalam menilai hasil dan proses belajar para siswa. Guru – guru di sekolah pada umumnya lebih banyak menggunakan tes daripada non tes untuk dijadikan sebagai alat penilaian karena mereka menganggap bahwa menggunakan tes lebih mudah untuk dibuat, penggunaan tes juga lebih praktis, dan yang dinilai terbatas pada aspek kognitif berdasakan hasil – hasil yang diperoleh siswa setelah menyelesaikan proses pembelajaran.
Penilaian secara tes memang lebih mudah dibandingkan dengan penilaian non tes. Namun, para guru juga harus mengetahui penilaian proses belajar siswa menggunakan penilaian non tes. Salah satu bentuk non tes adalah wawancara. Wawancara merupakan bentuk non tes yang pada umumnya digunakan untuk menilai aspek kognitif seperti pendapat atau pandangan seseorang serta harapan dan aspirasinya di samping aspek afektif dan perilaku individu. Cara yang dilakukan untuk menilai proses pembelajaran siswa menggunakan wawancara (non tes) adalah dengan mengajukan pertanyaan yang dijawab secara lisan oleh para siswa. Bentuk pertanyaan itu sendiri dapat secara esai maupun secara objektif. 


B.     Rumusan Masalah
1. Apa definisi dan karakteristik alat evaluasi pembelajaran non tes wawancara?
2. Apa kelebihan dan kelemahan alat evaluasi non tes wawancara?
3. Apa prinsip-prinsip pembuatan alat evaluasi non tes wawancara?
4. Bagaimana contoh SK/KD dari alat evaluasi non tes wawancara?
5. Bagaimana penulisan aitem alat evaluasi non tes wawancara?       
6. Bagaimana pemberian skor alat evaluasi non tes wawancara?
7. Bagaimana mengukur validitas dan reliabilitas instrumen non tes wawancara?

C.  Tujuan
1. Mengetahui definisi dan karakteristik alat evaluasi pembelajaran non tes wawancara.
2. Mengetahui kelebihan dan kelemahan alat evaluasi non tes wawancara.
3. Mengetahui prinsip-prinsip pembuatan alat evaluasi non tes wawancara.
4. Mengetahui contoh SK/KD dari alat evaluasi non tes wawancara.
5. Mengetahui penulisan aitem alat evaluasi non tes wawancara.
6. Mengetahui pemberian skor alat evaluasi non tes wawancara.
7. Mengetahui cara mengukur validitas dan reliabilitas instrumen non tes wawancara.






BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pengertian dan karakteristik non tes wawancara
A.    Pengertian wawancara
Wawancara adalah proses tanya jawab sepihak antara pewawancara (interviewer) dan yang diwawancarai (interviewee) yang dilakukan dengan cara bertatap muka baik secara langsung maupun tidak langsung dengan tujuan memperoleh jawaban dari interviewee. Adapun unsur- unsur dalam wawancara adalah:
a.              Proses tanya jawab sepihak antara interviewer dan interviewee, yaitu  tidak adanya kesempatan sama sekali bagi interviewee untuk mengajukan pertanyaan.
b.             Proses tanya jawab dilakukan sambil tatap muka, artinya interviewer dan interviewee saling berhadapan muka satu sama lain.
c.              Proses tanya jawab dilaksanankan secara langsung maupun tidak langsung. Dilaksanakan secara tidak langsung apabila wawancara itu dilakukan kepada orang lain, misalnya orangtua atau teman interviewee, sedangkan secara langsung dilakukan kepada interviewee langsung.
d.             Proses tanya jawab dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara. Pedoman wawancara merupakan daftar pertanyaan yang harus disusun untuk mengarahkan sesuai dengan masalah yang diperiksa atau dibutuhkan interviewer.
B.     Hal- hal yang berkaitan dengan wawancara :
1.             Pedoman Wawancara:
a.         Perlu membuat kerangka dasar atau bagan yang memuat secara rinci pertanyaan - pertanyaan yang sesuai dengan jenis data yang dibutuhkan.
b.        Melalui pertanyaan yang dibuat dalam kerangka dasar dipilih yang sungguh-sungguh sesuai dengan jenis data yang dibutuhkan. Setelah terkumpul, pertanyaan perlu diujicobakan.
c.         Hasil percobaan ini dapat dipakai sebagai dasar untuk menyempurnakan pertanyaan - pertanyaan tersebut.
d.        Pertanyaan-pertanyaan dalam kerangka dasar dianggap memenuhi syarat apabila :
-          Setiap pertanyaan dirumuskan secara singkat, padat, tegas dan hanya memuat satu masalah saja.
-          Setiap pertanyaan dirumuskan secara netral, sehingga tidak mengundang reaksi-reaksi tertentu terhadap jawaban interviewee.
-          Hindari pertanyaan yang bersifat mengejek atau bernada menakut- nakuti.
2.             Proses wawancara :
Dalam wawancara perlu diperhatikan :
a.         Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sebaiknya dimulai dengan pertanyaan yang menyenangkan, tidak bersifat pribadi, baru pertanyaan yang lebih spesifik. Semua jawaban hendaknya diterima dengan penuh pengertian.
b.        Pertanyaan yang kurang dipahami interviewee, perlu diulang dan dijelaskan lagi.
c.         Interviewee hendaknya diberi kesempatan untuk menjawab sendiri pertanyaan yang diajukan. Jawaban segera dicatat dengan teliti, namun jangan terlalu terlihat mencolok.
C.    Sikap interviewer dalam bertanya :
1.         Bersikap ramah sehingga tidak menakutkan.
2.         Bersikap adil tanpa pandang bulu sehingga interviewee merasa diperlakukan sama dengan interviewee lain.
3.         Bersikap inteligent, artinya mampu mengajukan pertanyaan yang jelas, sederhana, dan tidak menyimpang dari pedoman wawancara.
4.         Bersikap netral dengan tidak mengajukan reaksi - reaksi tertentu, baik dengan kata- kata ataupun perbuatan tertentu. 
D.    Kualifikasi sifat interviewer
1.         Sifat jujur
Sifat ini penting di dalam wawancara untuk interviewer demi hasil wawancara yang teliti dan akurat. Misalnya, tidak memanipulasikan jawaban interviewee apalagi membuat jawaban sendiri tanpa wawancara, ataupun membuat suatu kesimpulan hasil wawancara berdasarkan pada seleranya sendiri.
2.         Sifat akurat
Sifat ini dibutuhkan untuk mencatat keterangan-keterangan dari interviewee agar hasil wawancara dapat memperoleh keakuratan.
3.         Sifat penuh minat
Dalam proses dialog dibutuhkan sikap ramah, adil, dan netral. Sikap ini sangat penting untuk menghindarkan orang dari kebosanan.
4.         Sifat adaptif
Seorang interviewer diharapkan memiliki sifat mudah menyesuaikan diri dengan situasi kondisi wawancara, seperti keadaan interviewee dan lingkungannya. Oleh karena itu, interviewer perlu memiliki sifat periang dalam situasi apa saja.
E.      Jenis-jenis wawancara
1.         Wawancara berstruktur
a.    Wawancara berstruktur adalah wawancara yang jawabannya telah dipersiapkan terlebih dahulu, sehingga siswa tinggal mengategorikannya kepada alternative jawaban yang telah dibuat. Wawancara ini memiliki keuntungan, yaitu mudah diolah dan dianalisis untuk dibuat kesimpulan.
b.    Wawancara bebas (tak berstruktur)
                        Wawancara ini merupakan wawancara di mana jawaban tidak perlu                         disiapkan sehingga siswa bebas mengemukakan pendapatnya.      
                        Keuntungan wawancara ini adalah informasi yang didapat lebih                              padat dan lengkap.
                  c.   Wawancara bentuk kombinasi
                          Wawancara ini merupakan wawancara di mana pertanyaan-pertanyaan yang disediakan merupakan kombinasi antara pertanyaan berstruktur dengan pertanyaan tak berstruktur.
2.         Karakteristik wawancara:
a.    Memiliki format dan tujuan yang dipersiapkan lebih dulu, misal untuk memperoleh data informal maupun inkuiri formal.
b.    Wawancara dapat diadaptasikan untuk menyelidiki suatu masalah atau meneliti setiap pertimbangan berkaitan dengan keputusan tertentu.
c.    Biasanya dipandu oleh pertanyaan yang terencana.
d.   Wawancara dapat dilaksanakan secara rutin.

2.    Kelebihan dan kelemahan non tes wawancara                      
a.  Kelebihan:
·     Wawancara merupakan salah satu alat pengukur yang baik untuk mendekati tingkah laku manusia dari dekat tanpa dibatasi oleh usia dan kemampuan membaca.
·     Karena dilakukan secara tatap muka, pelaksanaan wawancara dapat lebih fleksibel dan dinamis, sehingga keterangan - keterangan dapat langsung diperoleh secara bebas, mendalam, komprehensif serta dapat diketahui objektivitasnya.
·     Wawancara dapat juga menimbulkan hubungan baik antara interviewer dan interviewee, baik untuk dipakai sebagai keperluan diagnostic masalah-masalah emosional, pemberian pembimbingan pada umumnya, melengkapi data yang diperoleh dengan alat pengukuran lain.




b.  Kelemahan:
·    Keberhasilan wawancara sangat tergantung pada kerelaan, kesediaan, kemampuan dan penyesuaian diri secara emosional dari interviewee untuk menerima dan kerja sama yang baik dengan interviewer.
·    Hasil wawancara banyak tergantung pada kemampuan dan faktor subyektif dari interviewer dalam menggali, mencatat dan menafsirkan setiap jawaban interviewee.
·     Kesan pertama interviewer terhadap interviewee mempengaruhi hasil wawancara.
·    Hasil wawancara sangat dipengaruhi oleh penguasaan bahasa interviewer dan interviewee.
·    Karena wawancara dilaksanakan secara individual, relatif dibutuhkan banyak waktu, tenaga, biaya terutama apabila jumlah intervieweenya banyak.

3.         Prinsip-prinsip pembuatan alat evaluasi wawancara
Sebelum melaksanakan wawancara perlu dirancang pedoman wawancara.       Pedoman ini disusun dengan menempuh langkah - langkah sebagai berikut:
a.  Tentukan tujuan yang ingin dicapai dari wawancara. Misalnya untuk mengetahui pemahaman bahan pengajaran (hasil belajar) atau mengetahui pendapat siswa mengenai kemampuan mengajar yang dilakukan guru (proses belajar - mengajar).
b.  Berdasarkan tujuan di atas tentukan aspek-aspek yang akan diungkap dari wawancara tersebut. Aspek-aspek tersebut dijadikan dasar dalam menyusun materi pertanyaan wawancara. Aspek yang diungkap diurutkan secara sistematis mulai dari yang sederhana menuju yang kompleks atau dari yang mudah menuju yang sulit.
c.  Tentukan bentuk pertanyaan yang akan digunakan, yakni bentuk berstruktur ataukah bentuk terbuka. Bisa saja kombinasi dari kedua bentuk tersebut.
d. Buatlah pertanyaan wawancara sesuai dengan analisis butir (c) di atas, yakni membuat pertanyaan yang berstruktur dan atau yang bebas. Pertanyaan jangan terlalu banyak, cukup pokok - pokoknya saja.
e.  Ada baiknya bila dibuat pula pedoman mengolah dan menafsirkan hasil wawancara, baik pedoman untuk wawancara berstruktur maupun untuk wawancara bebas. 

4.       Contoh Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Kompetensi Inti :
2.    Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan                            percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan                                  tetangganya.
Kompetensi Dasar :
          2.1   Menunjukkan disiplin, kerjasama, toleransi, belajar menerima kekalahan dan kemenangan, sportif dan tanggungjawab, menghargai perbedaan.
Kompetensi yang dikembangkan:
Kerja sama di dalam lingkungan sekolah.
Indikator :
1.         Memiliki sikap kerja sama di lingkungan sekolah.
2.         Memiliki sikap menghargai di lingkungan sekolah.
3.         Memiliki sikap saling mendukung di lingkungan sekolah.

5.         Penulisan aitem
Tujuan : Dengan memahami pentingnya kerja sama, siswa mampu untuk bersosialisasi di dalam lingkungan sekolah dengan baik.
Bentuk : Wawancara bebas
Responden : Siswa kelas IV SD  N Candi


Nama siswa :
Kelas/Semester :
Jenis Kelamin :

Indikator
Pertanyaan Guru
1. Memiliki sikap kerja sama di lingkungan sekolah.

1. Apakah kamu selalu membantu teman – teman dalam mendiskusikan  pembelajaran? Mengapa?
2. Bagaimana cara kamu melakukan kerja sama dengan teman-temanmu di sekolah?
3. Mengapa kamu melakukan kerja sama dengan teman-temanmu saat berdiskusi maupun kegiatan sekolah lainnya?
2. Memiliki sikap menghargai di lingkungan sekolah.
1.  Ketika kamu melakukan kerja sama di dalam kegiatan sekolah, apakah kamu menghargai temanmu?
2. Bagaimana cara kamu menghargai kerja sama itu?
3. Apakah menghargai di dalam kerja sama sangat penting dilakukan?Mengapa?
3. Memiliki sikap mendukung di lingkungan sekolah.
 1.Apa yang kamu  lakukan untuk mendukung sebuah kerja sama?
2. Mengapa kamu perlu mendukung sebuah kerja sama?


       Alat evaluasi yang digunakan adalah wawancara karena wawancara cocok digunakan untuk mengukur aspek sikap sosial misalnya kerjasama. Kelebihan alat evaluasi tersebut adalah dapat dilakukan secara tatap muka sehingga pelaksanaanya lebih fleksibel dan mampu memperoleh keterangan - keterangan dari sumber secara lebih mendalam dan objektif. Kelemahan alat evaluasi tersebut adalah tingkat keberhasilan wawancara tergantung dari kemampuan dan kesediaan interviewee untuk bekerjasama dengan interviewer dan hasil wawancara tergantung pada penilaian interviewer sehingga lebih bersifat subjektif. Disamping itu juga dibutuhkan banyak waktu, tenaga, dan biaya yang lebih besar. Cara mengatasi kelemahan tersebut adalah dengan menjalin kerja sama yang baik antara interviewee dan interviewer, interviewer harus sungguh-sungguh dalam menggali, mencatat, dan menafsirkan setiap jawaban interviewee agar faktor subyektif dapat dihindari. Selain itu waktu, tenaga, biaya juga harus dipertimbangkan dengan baik.

6. Pemberian skor
Pemberian skor pada non tes wawancara yaitu dengan menggunakan acuan            berikut:
Skor
Kriteria
1
Jawaban dari semua pertanyaan menunjukkan bahwa siswa tidak memiliki sikap kerjasama yang baik.
3
Jawaban dari siswa menunjukkan bahwa siswa hanya dapat menunjukan kerjasama pada beberapa kegiatan.
5
Jawaban dari semua pertanyaan menunjukkan bahwa siswa sangat mampu bekerjasama dengan kelompok pada semua kegiatan pembelajaran.

Perolehan skor = skor yang diperoleh X 100           
Skor total


7. Validitas dan reliabilitas nstrumen
A. Validitas
                Validitas berkenaan dengan ketetapan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai. Sebagai contoh menilai kemampuan siswa dalam matematika. Misalnya diberikan soal dengan kalimat yang panjang dan berbelit-belit sehingga sukar ditangkap maknanya. Akhirnya siswa tidak dapat menjawab karena tidak memahami pertanyaannya. Penilaian tersebut tidak tepat (valid). Contoh lembar validasi:

Lembar Validasi
Terhadap Pedoman Wawancara

Petunjuk
1.    Berdasarkan pendapat siswa berilah nilai 4 (sangat baik), 3 (baik), 2 (kurang baik), 1 (tidak baik) pada kolom yang telah disediakan dengan memberi centang ( V )
2.    Jika terdapat komentar, maka tulislah pada lembar saran yang telah disediakan.
3.    Isilah kolom validasi berikut ini

No
Aspek
Nilai yang diberikan
1
2
3
4
I
Isi Pedoman Wawancara:


1. Memiliki sikap kerja sama di lingkungan sekolah.




2. Memiliki sikap menghargai di lingkungan sekolah.




3. Memiliki sikap mendukung di lingkungan sekolah.




II
Kontruksi:


1. Rumusan pertanyaan singkat dan   jelas.




2. Rumusan pertanyaan merupakan kalimat tanya.




3. Rumusan pertanyaan berupa tanggapan siswa tentang kerja sama.






III. Penilaian secara Umum (berilah tanda x):
Format pedoman wawancara ini:
a.      Sangat baik
b.      Baik
c.      Kurang baik
d.     Tidak baik

IV. Saran-saran dan komentar
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................


...............................
Validator

...............................







B. Reliabilitas
Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapan pun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama.
Hasil wawancara dikatakan ajeg apabila hasil pengukuran saat ini menunjukkan kesamaan hasil pada saat yang berlainan waktunya terhadap siswa yang sama. Misalnya siswa kelas IV pada hari ini melakukan wawancara. Minggu berikutnya siswa tersebut diwawancara kembali. Hasil dari kedua wawancara relatif sama. Sungguh pun demikian, masih mungkin terjadi ada perbedaan hasil untuk hal – hal tertentu akibat faktor kebetulan, selang waktu, atau terjadinya perubahan pandangan siswa terhadap wawancara yang sama. Jika ini terjadi, kelemahan terletak dalam tes itu, yang tidak memiliki kepastian jawaban atau meragukan siswa. Dengan kata lain, derajat realiabilitasnya masih rendah.












BAB III
PENUTUP


Kesimpulan
1.         Wawancara merupakan sebuah proses tanya jawab sepihak antara pewawancara (interviewer) dan yang diwawancarai (interviewee) yang dilakukan dengan cara bertatap muka baik secara langsung maupun tidak langsung dengan tujuan  untuk memperoleh jawaban dari interviewee.
2.    Karakteristik wawancara:
e.   Memiliki format dan tujuan yang dipersiapkan lebih dulu, misal untuk memperoleh data informal maupun inkuiri formal.
f.   Wawancara dapat diadaptasikan untuk menyelidiki suatu masalah atau meneliti setiap pertimbangan berkaitan dengan keputusan tertentu.
g.  Biasanya dipandu oleh pertanyaan yang terencana.
h.  Wawancara dapat dilaksanakan secara rutin.
2.         Kelebihan dari alat evaluasi ini adalah sebagai alat pengukur yang baik  karena dilakukan secara tatap muka, pelaksanaan wawancara dapat lebih fleksibel dan dinamis serta dapat juga menimbulkan hubungan baik antara interviewer dan interviewee.
3.         Kelemahan dari alat evaluasi ini adalah keberhasilan wawancara sangat tergantung pada kemampuan dan penyesuaian diri secara emosional dari interviewee untuk bekerja sama yang baik dengan interviewer, hasil wawancara banyak tergantung pada kemampuan dan faktor subyektif dari interviewer. Selain itu juga dibutuhkan banyak waktu, tenaga, biaya terutama apabila jumlah intervieewnya banyak.
4.         Prinsip – prinsip wawancara:
a. Tentukan tujuan yang ingin dicapai dari wawancara.
b. Berdasarkan tujuan di atas tentukan aspek-aspek yang akan diungkap dari wawacara tersebut.
c. Tentukan bentuk pertanyaan yang akan digunakan,
d.  Buatlah pertanyaan wawancara sesuai dengan analisis butir (c) di atas
e. Ada baiknya bila dibuat pula pedoman mengolah dan menafsirkan hasil wawancara, baik pedoman untuk wawancara berstruktur maupun untuk wawancara bebas. 


























DAFTAR PUSTAKA


Basuki, Ismet dan Hariyanto. 2014. Asesmen Pembelajaran. Bandung: PT Remaja            Rosdakarya.   
Masidjo. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta:            Kanisius.
Rakhmat, Cece dan Didi Suherdi. 2001. Evaluasi Pengajaran. Bandung:    International Standar Book Number (ISBN).
Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT        Remaja Rosdakarya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar